Bersatu dalam kedamaian




Bauuuu...... kenapa dunia ini menjadi bau secara tiba-tiba, bahkan mulut kotormu tercium bagaikan bangkai. bercerita dengan segala omongan kotormu. aku tak sanggup menerima stimulus dari gerakan bibirmu, menganga, disaat bersamaan aku merasa muak tak sanggup menerima bau mulutmu. Sial aku menggerutu dalam hati, kenapa aku seperti sosok sialan yang menerima diperlakukan untuk menghirup baumu, tak bergeming secara kasat namun menggeliat dalam batin.

wahai pencium, mengapa kau biarkan aku menghirup suatu hal tak sedap, membiarkan hati berteriak tanda tak terima namun kenyataannya wajah terlihat berkata lain. begitu mengalir dalam senyum, penuh kedamaian, penuh keikhlasan, pengertian yang begitu hakiki. namun sial, aku tak tahan dibuatnya. aku berteriak sekencang-kencangnya, dalam batin tak terdengar. bahkan kepada yang tertuju sekalipun atau seseorang disebelahku kini. SIALAN.

aku memohon padamu si mulut bau, stop berkata dengan segala retorika indahmu, aku tidak tertarik sama sekali, stop berkata dalam senyuman termanismu wahai srigala berbulu domba aku tahu bahwasannya ini caramu untuk menipu mangsamu, jangan kau lakukan padaku. karena aku tahu isi otak busukmu, tercium secara mutlak dari bau mulutmu. Kamu adalah sosok sialan yang aku kenal.

emosi ini meluapkan amarah yang serta merta, tanpa kontrol, dan tanpa tedeng aling-aling. mencibir penuh dengki, mengamuk bukan kepalang.

wajah ini begitu teduh, dengan senyum yang terlihat sempurna indahnya, dengan kata-kata bijak yang terukir bak karya kaligrafi, tanpa prasangka buruk yang terlihat secara kasat.

siapa pembohong ulung diantara kau dan aku....
siapa bertahan dalam tatapan senyum penuh makna....
tatap bagi para penipu yang sedang beradu memainkan perannya, siapa yang menang pada akhirnya? Pastilah aku dasar kau sialan. aku giring kau ke selokan berpenghuni tikus. dan takkan pernah tangan ini menjulur untuk menarikmu kembali.disitulah tempatmu, dasar pembual!

dan tetaplah membual dengan baumu, dimana keadaan menerima kebusukkanmu, disitulah tempatmu berada, ditempat yang setiap kali kulewati hidung ini tertutup secara reflek.

walaupun kala melintas aku tetap menebarkan senyum terbaikku.

Tidak ada komentar: