Terbaik


Ada dimana hati terkunci amarah yang tak kunjung sirna... seketika terpaku dalam damai yang terkreasi atas sebuah keinginan, ketika keputusan ini terjadi dan takkan menyesal sampai kapanpun, walau perih menahan sembilu, bagai luka yang tergores kembali ketika teringat akannya, akan kenangan yang sudah-sudah, akan masa sebelum saat ini... betapa sulit untuk menyeka air mata ini dahulu kala, ketika sakit itu baru permulaan, dan seketika terhempas bagai sosok tak berharga... jatuh tersungkur tak memiliki asa, kini masa itu telah sirna bagi yang selalu tersedia dulu, tidak lagi kini. karena cinta yang kutawarkan untukmu hanya berlaku untuk satu kali saja.

Kini dirimu…

“hal terbesar yang ingin kulakukan saat ini adalah bagaimana cara agar aku dapat menggapaimu, memelukmu, menciummu dalam damai. Karena tidak dapat kupungkiri rasa cinta untukmu begitu besar, aku begitu mencintaimu hingga saat ini, walaupun kau terasa sakit, aku telah melukaimu, dengan seseorang yang lain yang menggantikanmu saat itu. Aku berfikir bahwa dialah yang terbaik, tanpa harus kupedulikan perasaanmu yang begitu besar terhadapku. Maafkan aku, bahwasannya aku menyesal setengah mati. Walaupun harus kuakui tindakan yang kulakukan ini adalah sia-sia, dan terkesan egois, namun aku harus melakukan semua ini agar aku dapat membebaskan diriku ini, dan siap untuk membuka lembaran baru. Sayang… aku mencintaimu bukan karena siapa kamu, namun karena… siapa aku ketika aku bersama dirimu. Take care… wish you all the best..

Kini diriku…

“kamu tahu seberapa besar rasa sayang ini terhadapmu, kamu tahu seberapa total aku terhadapmu, aku telah memberikan hati putih ini untukmu, dan seketika kau nodai tanpa ampun, kau tinggalkan aku juga dalam kesepian dan penantian tanpa pasti, namun aku berfikir ini semua cukup sudah, bagiku mencintaimu dahulu adalah hal terindah yang pernah kita ukir, namun kini semua sudah berbeda. Aku dengan kehidupanku kini, begitupun dengan dirimu. Bagiku cinta yang telah aku berikan, kesucian cinta yang telah aku sampaikan, rasa cinta yang aku tawarkan, nafas cinta yang aku hembuskan adalah saat dimana aku begitu tulus melakukan semua itu untukmu, namun wahai yang terkasih… masa itu telah usai, aku menyayangimu kini, namun tidak sama seperti dulu. Karena cukup sekali aku melakukan totalitas itu dalam kehidupan satu orang yang sama, dan aku mengakhiri segalanya dengan indah, walaupun kau akhiri ini semua dengan air mata. selamat tinggal, God bless you…”

Dirimu dan diriku

Disaat yang bersamaan terdiam terpaku dalam lagu kenangan kita dulu, disaat bersamaan, ditempat yang berbeda, Terbaik. Dan kita pun melebur dalam diam, menyusuri arti dari bait lagu itu. Betapa dinginnya, betapa sedihnya


8 komentar:

CmonQ mengatakan...

humhh menarik...tp sepertinya menyiratkan sebuah kisah, apakah kisah dirimu...?? gue harap seh engga lah....coba nulisnya jgn cuma one page doang...gantung BO......yang panjaaaaang getto.....

Unknown mengatakan...

Hmmppphh..Cerita yg Cukup Membuat Deg..deg syeeer..

Tak d sangka ya Kehilangan seseorang tnyata bkn hal yg tersedih dlm hidup Qta tp Kalu Qta Tau tnyata Qta salah Memilih seseorang yg pantas menemani Qta itu adlah Hal yg Plg tersediH..
krn smua berlaku satu kali d saat totalitas Qta kpd satu org..

Thanks Bro bs Jadi Pelajaran yg Berarti..

TheBeautyOfMine mengatakan...

ini tentang siapa dit???
cukup menarik ceritanya,menyentuh kalbu...........

Adit Sastra mengatakan...

Terima kasihku untuk seorang teman yang telah dengan jujur berbagi cerita kepadaku, hingga akhirnya terciptalah tulisan indah yang menginspirasi banyak orang. untuk teman-teman yang lain terima kasih atas segala inputnya ya.

Adit Sastra mengatakan...

hmmmm.... CUMI (cukup miris) dit, gwe ngebayangin kalo posisi itu terjadi ke gw, sukses ngebuat gw meneteskan air mata..

-dina-

Frans Evan mengatakan...

tulisan loe ini udah yang ke Tujuh kalinya gw baca, dan setiap kali gw baca tulisan tsb, gw ngerasa ada suatu getaran yang menyentuh.
gw ga tau harus berkata apa??

Tulisan yang indah Dit.
Have a Nice Life

vicca egistha mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
vicca egistha mengatakan...

Hanya bisa merasakan sakitnya aku tanpa tahu betapa tersiksanya kamu atas kelakuanku..
Hanya memikirkan begitu terlukanya aku tanpa sadar sebesar apa luka yang aku toreh dihatimu..
Hanya bisa menyalahkan tapi tak pernah berkaca apa yang telah ak perbuat untukmu..
Maaf hanya sekedar kata yang terucap tanpa tau makna dr kata maaf itu sendiri dan tak merubah apapun dari kesalahan-kesalahan yang ada..
Aku telah kehilang mu………………