Merenung...



"langkah ini tidak akan berhenti seketika, saat kumulai membuka mata, betapa semua menjadi begitu kebiruan. aku terhadang oleh peliknya dari cerita yang sudah-sudah... kesulitan dan selalu seperti itu, namun kutahu sebuah pembelajaran bahwa kehidupan adalah proses merangkak dan belajar, dimana cerita dongeng si gembel yang bekerja keras adalah bukti nyata yang dapat diuji secara empiris akan menjadi seorang yang dapat diperhitungkan pada akhirnya. kepedihan yang berbuah penghargaan. aku menyadari akhirnya bahwasannya kemajuan bukanlah ilusi optikal semata, melainkan suatu hal pasti yang harus aku gapai..."

betapa mata ini selalu berbinar, ketika pada malamnya otak selalu merepetisi atas apa yang telah kujalani hari ini, penuh kontemplasi, bahkan adalah sebuah perjalanan yang reflektif. memulai... melakukan... dan mengulang, selalu seperti itu, dan tiada henti membuat aku terjaga dari tiap tidurku.

aku sadar bahwa tiap pribadi adalah sosok yang begitu unik dimana dia terlahir dengan segala kekurangan dan kelebihan, Tuhan mengkreasi ciptaan-Nya dengan segala kebisaannya walaupun pada sosok tak sempurna sekalipun. aku menghargai dan menaruh keyakinan bahwa sibuntung atau sibuta adalah pribadi yang tanpa kita sadari adalah sosok luar biasa yang dapat memimpin alam atau hal terdasyat menggulingkan dunia. walaupun dalam nyata mereka kerap dipandang sebelah mata. mereka melakukan hal sederhana. berbuat yang mereka bisa, dan dilakukan secara konstan, hasilnya mereka menjadi sosok yang bukan sosok kebanyakan.

"aku belajar dan belajar... dari kesalahan, dari penghinaan, dari tatapan buruk, hingga dari rasa iri orang yang menatapku, aku sadar bahwa aku bukan sosok yang selalu dicintai namun setidaknya aku berusaha semampuku untuk selalu mencintai apa yang aku miliki, itu saja. Namun bagi orang yang luar biasa menghargai setiap perjalanan hidup seseorang, menghargai usahanya aku pastikan mereka akan selalu terukir dengan agung dalam tindakan dan sikap yang dipancarkan pada pribadi yang merasa dihargai tersebut, walaupun hanya segelintir sosok yang dapat dipancarkan pada akhirnya, ketulusan tanpa tendensi dan alam yang akan menseleksinya, pancaran yang jujur dari bentuk penghargaan atas saling menghargai."

dan aku belajar... untuk dapat seperti itu.

Teman aku menuliskan pesan ini padamu, untuk sama-sama berjalan beriringan menyusuri perjalanan komtemplatif atas apa yang telah kita lakukan. bagiku... bagimu... bagi kita. Untuk bersama belajar dan memahami makna kehidupan.



gfrfRtNaiWfda yang lagi suntuk...


...terlihat suntuk? adakah....?

foto-foto dengan menggunakan HP baru Uwin cieeee

minggu, 19 Oktober 2008 23:11 ohlala, Bintaro



Banyak cara untuk mencari tawa, untuk jiwa yang suntuk dan tidak ingin sendiri, mungkin tawa adalah jalan keluar yang terbaik. seorang teman merasakan hal itu, SAAT INI!

perjalanan ini kami set menjadi begitu menyanangkannya, menjemput teman-teman yang berotak sinting, dan gurauan yang memancing tawa terbahak, akan menambah kesempurnaan pertemuan ini.

nonton di Pondok Indah... sebelumnya aku menggiring temanku untuk berkunjung ke beberapa toko buku dan aku berusaha keras untuk mencari buku yang aku ingini dan akhirnya ku dapatkan di gramedia sebuah buku yang bikin aku penasaran setengah mati itu. RECTOVERSO BY DEE, Thanks God finally i got it, Ian I Love you mer. yang kemudian dilanjutkan dengan nonton film yang lagi digandrungi warga dunia, Eagle eye, seolah kesempurnaan hari ini mengalahkan kesuntukan yang ada. (ga tau juga sih temanku itu masih merasa suntuk gak ya?). selain menu gaul kita hari ini adalah nonton film, bertemu wajah lama yang baru ketemu lagi dan bercerita banyak hal baru, sepertinya dapat merefresh ketidak ingin sendirian bagi temanku itu. (semoga saja)

sehabis acara menonton film bagus itu kami sempat bercengkrama sesaat dan mengabadikan pertemuan kami ini diponsel temanku yang lain yang lagi senang sekali dengan HP barunya itu, alhasil kebersamaan kami ini di abadikan dengan hasil jepretan HP baru temanku itu. ya... not bad.

Ternyata temanku ini masih enggan pulang dan keputusan untuk sekedar ngobrol sambil menikmati kopi menjadi keputusan kami untuk melanjutkan perjalanan ini, dan akhirnya acara ngobrol-ngorol kita ini dilanjutkan disebuah kedai kopi favoriteku, dibilangan Bintaro, Oh lala. dan ketika semua menjadi autis dengan gadget masing-masing, alhasil aku putuskan untuk mengabadikan aksi gila kita ini dalam sebuah blog.

kata hati bagi yang suntuk kali ini...
-datar- coba untuk enjoy aja deh, sialnya isi kantong jadi semakiin menipis...hehehe, maaf mer.

ayolah jangan suntuk lagi, kan lagi gak sendiri....

dari sini enakan kemana ya? Bandung? lanjuuuuuuut Huahahahaha (dasar sinting)

(thanks teman yang hadir untuk sekedar memberikan tawa lepas dihari yang sempurna ini : Arnis, Uwin, Ian dan Yudi)

Kepompong - misshacker.com - Sindentosca

ketidak sempurnaan yang akhirnya sempurna




Masih kuingat cara mata itu memandang, adakalanya terasa begitu teduh namun penuh cahaya, dimana bagi orang yang memandangnya akan melihat ada rasa rindu didalamnya... betapa aku memahami akan hal itu. Ketika kini kulihat tatapan itu kembali hadir menghiasi kesendirianku hari ini.

Jangan menjauh karena aku tak pernah menjauh darimu...

Tapi kenyataannya aku menjauh kini, namun hati tak pernah lepas, dan kau tahu akan hal itu, bukan?

Ada suatu ketika saat wajah ini tersenyum ternyata menyimpan banyak makna terselip yang tak seorangpun paham, karena makna tersebut hanya bisa dipahami oleh hati bagi yang terkait. Antara aku dan kamu adalah suatu hal yang nyata.

Dan kau bebaskan dirimu bicara banyak hal, pada diriku. Tentang makna kebersamaan kita pada hari ini. Aku menilainya begitu indah, namun hati ini terasa semakin lemah, dan jatuh lagi pada akhirnya. Aku tahu makna lain dari pembicaraan ini, adalah bagian terpenting bagi hidupmu kelak.

Tetaplah dengan keputusanmu sayang, karena kau tahu itulah yang terbaik bagimu... aku akan berusaha ada disaat kau butuhkan, walau akhirnya aku mengikuti kata hatiku untuk ada disaat yang tepat. Bagi kita untuk sekedar bercengkrama sebagai pelepas rasa rindu antara kau dan aku.

Ketika aku bermimpi pada malamku, aku melihat betapa cahaya itu seolah menerangi malamku yang gelap, aku terombang-ambing tak tahu arah, mengikuti kata hati yang dan tetap berkeyakinan. Dan ketika dalam nyata aku adalah sosok yang penuh keraguan, namun tetap memiliki tekad untuk membuat keadaan menjadi lebih baik. Apakah pertemuan ini merupakan bagian dari keraguanku? Dan harus kuyakini pada akhirnya, bahwa semua akan indah, suatu hari nanti.

Aku merasa telah membebaskan dirimu dari segala keanehanku, aku merasa membiarkan kamu berjalan mencari langkahmu sendiri, bahkan aku merasa telah menghilang dari kehidupan nyatamu. Namun sayang masih ada dimensi lain tak kasat mata dimana semuanya serba berdekatan aku dan kau seolah tak pernah ada jarak, terbukti dari tatapan itu, aku masih merasakan getaran yang besar bahwa masih tersimpan berbagai makna dibalik tatapan itu, dan itu tidak bisa diartikan dalam nyata, hanya hati yang dapat mengetahuinya, itulah dimensi tak kasat mata, dimana kita hanya berspekulasi dalam nyata, namun tahu pasti dalam hati.

Terima kasih untuk mendapatkanku hari ini... terima kasih untuk berkata jangan menjauh... terima kasih untuk tawa sesaat ini, kini kita kembali dalam nyata. Melihat mimpi kita kelak antara aku dan kau adalah dua jalan berbeda. Dan kita akan bertemu di ujung jalan secara bersamaan, walaupun kita bersebrangan, kita dapat saling memandang, dan saling meyapa dari kejauhan, namun saling berpelukkan dalam dimensi tak kasat mata. Keadaan ini tak akan pernah salah... sampai bertemu di dimensi itu, dimana aku akan memelukmu secara erat, dan melepaskan rasa rindu ini, secara bersamaan.

Dalam nyata :
Selamat tinggal untuk selamanya


Dalam dimensi tak kasat mata :
Kita adalah dua sosok yang saling melengkapi, dan tak terpisahkan... ;)

(terima kasih untuk seseorang yang telah berbagi cerita padaku, dan kupersembahkan untukmu tulisan ini...)



Sempurna (Versi 2) - Gita Gutawa

tentang otak yang terotak kali ini...

Aku tidak mengkebiri daya khayalku, karena dari sini aku membuka fikiran untuk memulai mewujudkan inginku. lakukan dan tetaplah mewujudkan isi kepala ini, yang terkungkung dalam segala impian yang dimaksud. aku menyuarakan fikiranku. kamu?!

Bersatu dalam kedamaian




Bauuuu...... kenapa dunia ini menjadi bau secara tiba-tiba, bahkan mulut kotormu tercium bagaikan bangkai. bercerita dengan segala omongan kotormu. aku tak sanggup menerima stimulus dari gerakan bibirmu, menganga, disaat bersamaan aku merasa muak tak sanggup menerima bau mulutmu. Sial aku menggerutu dalam hati, kenapa aku seperti sosok sialan yang menerima diperlakukan untuk menghirup baumu, tak bergeming secara kasat namun menggeliat dalam batin.

wahai pencium, mengapa kau biarkan aku menghirup suatu hal tak sedap, membiarkan hati berteriak tanda tak terima namun kenyataannya wajah terlihat berkata lain. begitu mengalir dalam senyum, penuh kedamaian, penuh keikhlasan, pengertian yang begitu hakiki. namun sial, aku tak tahan dibuatnya. aku berteriak sekencang-kencangnya, dalam batin tak terdengar. bahkan kepada yang tertuju sekalipun atau seseorang disebelahku kini. SIALAN.

aku memohon padamu si mulut bau, stop berkata dengan segala retorika indahmu, aku tidak tertarik sama sekali, stop berkata dalam senyuman termanismu wahai srigala berbulu domba aku tahu bahwasannya ini caramu untuk menipu mangsamu, jangan kau lakukan padaku. karena aku tahu isi otak busukmu, tercium secara mutlak dari bau mulutmu. Kamu adalah sosok sialan yang aku kenal.

emosi ini meluapkan amarah yang serta merta, tanpa kontrol, dan tanpa tedeng aling-aling. mencibir penuh dengki, mengamuk bukan kepalang.

wajah ini begitu teduh, dengan senyum yang terlihat sempurna indahnya, dengan kata-kata bijak yang terukir bak karya kaligrafi, tanpa prasangka buruk yang terlihat secara kasat.

siapa pembohong ulung diantara kau dan aku....
siapa bertahan dalam tatapan senyum penuh makna....
tatap bagi para penipu yang sedang beradu memainkan perannya, siapa yang menang pada akhirnya? Pastilah aku dasar kau sialan. aku giring kau ke selokan berpenghuni tikus. dan takkan pernah tangan ini menjulur untuk menarikmu kembali.disitulah tempatmu, dasar pembual!

dan tetaplah membual dengan baumu, dimana keadaan menerima kebusukkanmu, disitulah tempatmu berada, ditempat yang setiap kali kulewati hidung ini tertutup secara reflek.

walaupun kala melintas aku tetap menebarkan senyum terbaikku.

MER...

Sekedar ingin memberi input di dunia perbahasa gaulan, saya perkenalkan MER...

Coba rubah akhiran bro, atau sob, atau guys, atau buuuu, atau cun... coba ganti dengan hi mer, atau sorry mer, hi mers, what's up mer, maaf mer.

akhiran sob, bro, guys, bo, cun, cur gak perlu repot lagi. cukup dengan satu penggalan mer untuk semua, penggunaan kata Mer sebagai kata akhiran/ penutup atau awalan/pembuka.

Selain lucu dan seru, pasti akan lebih menghangatkan suasana kalo sedang berbicara dengan teman kita. contoh : kenapa lo sob atau kenapa lo bro, akan lebih asik kenapa lo mer? lo gak apa-apa kan mer?

Coba deh, pasti asik. aku dan teman-teman sudah menggunakannya. SERU! hehehehe

Kontemplasi penuh arti


pandanganku seolah menyempit beberapa waktu ini, ketika diseberang sana kulihat seorang ibu sedang membatik dengan cantingnya, atau seniman lukis yang sedang asyik masyuk dengan karyanya, aku dipersempit oleh fikiranku tentang seni, aku seolah menghilang ke negeri nyata yang kasat mata, betapa aku tidak berbalik sudah lama jua. meninggalkan mimik seribu wajah, pada dunia tatap disebuah bujur sangkar yang tinggi dengan permainan lampu disana sini. musik menyayat pelipur jiwa, aku mengembara tlah lama jua, bahkan ketika kulihat beberapa darinya melebur dengan segala kehidupan absurdnya dunia ambigu penuh makna. aku terombang ambing penuh ragu, tak kunjung melangkah ataupun mundur teratur. aku tetap disini jua. memainkan semua permainan fikiranku, meronce indah perjalanan hidupku bak sesuatu yang apik. namun aku melewati banyak hal yang sekiranya penuh tatapan miris bagi setiap wajah disekitarku.


berikan aku sebuah amunisi, kembalikan tawaku teman... aku butuhimu kini dalam banyak dukaku yang tak mampu kuhadapi sendiri...


aku tak berpaling darimu wahai teman, bahkan aku disini saat ini menemani sepimu, bercerita tentang indahnya meronce kehidupan kita. jadikannya sebuah cerita indahmu kelak.


dan ketika semua tak bergeming, aku tetap memiliki mimpi yang kiranya masihlah absurd, tak kunjung tiba bahkan masihlah jauh. aku tengah asyik merangkai sebuah perjalanan manisku yang sebenarnya bukan urusanku. aku takut terselimut jiwa patologis dengan duka yang bukan dukaku. oh betapa hidup begitu rumitnyakah? atau aku yang membuat keadaan ini seolah nyata? aku selalu penuh tanya, dan tak memerlukan jawaban berarti. apa yang aku inginkan sebenarnya???


bagaikan jiwa autis yang melalang dalam buana, bagi dunianya sendiri... tak tersentuh... tak terjamah. asyik masyuk, betapa dunia bagai surga dalam bayangannya sendiri, hingga tak kuasa bagi wajah lain tuk menjamahnya...


betapa aku menginginkan hidup tidak dalam sebuah labirin yang menyesatkan, betapa aku ingin lepas dalam kungkungan kesedihan dan ku lempar dalam keranda yang kemudian terkubur menjadi masa lalu. aku memiliki angan bahkan asa yang masihlah ada. tidak untuk wajah yang penuh akan ratapan. aku akan meninggalkanmu, namun tidak jika wajahmu penuh akan senyum.


kembali dalam realitas ketika kulihat seorang ibu sedang membatik dengan cantingnya, dan sipelukis tengah asyik dengan karyanya, aku sendiri di tempat yang berbeda kini, disini berhadapan dengan cermin didepanku, tanpa sehelai benangpun melekat pada tubuh ini. Apa yang kuingini sebenarnya??? tanda tanya yang sekiranya mengubah sudut pandangku kelak. yang tak kunjung menghampiri jua.


-menulis dalam kebimbangan-